Dengan dipindahkannya novisiat ke Batu tahun 1963, jl. Jimerto memang difokuskan untuk postulat, tetapi Yunior tahun pertama juga di sana karena waktu itu Yunior tahun pertama harus di rumah regio, sehingga rumah besar itupun terasa makin sempit saja. Maka diputuskanlah untuk membangun satu rumah regio baru di bagian belakang RKZ. Salah satu pertimbangannya adalah agar kehidupan sehari-hari regionalat dan formasi bisa ditunjang oleh rumah sakit. Selain itu, para Yunior tahun pertama diharapkan bisa berkarya di RKZ.
Dengan perjuangan keras, khususnya dalam hal pendanaannya, akhirnya di tahun 1967, rumah regional baru ditempati dengan regional waktu itu Sr. Nolandis, dibuka dengan misa di kapel biara pada tanggal 7 Maret 1967. Sr. Nolandis adalah regional pada waktu itu. Rumah Novisiatpun kembali ke Surabaya dan tinggal di lantai 2, sedangkan rumah Novisiat di Batu dijadikan poliklinik.
Tahun 1984, Novisiat pindah ke Biara Santa Maria Batu, tetapi tahun 1990 kembali lagi ke Jalan Jambi No. 20 Surabaya hingga tahun 1992, setelah pembangunan Biara Novisiat Maria Yosefa di Batu selesai. Rumah Regio di Jalan Jambi ini berubah menjadi provinsialat pada tanggal 25 Juni 1984, seiring dengan perubahan Regio menjadi Provinsi.
Tepat pada Pesta Maria Bunda Allah 1 Januari 2012, diadakan pemberkatan Biara Provinsi yang pindah ke Jalan Kutai No, 41-43 Surabaya. Biara Provinsi di Jalan Jambi 20 Surabaya sempat dijadikan Kamus STIKes Katolik St. Vincentius a Paulo, yaitu saat STIKes sedang membangun kampus baru di atas tanah gedung lama kurang lebih satu tahun. Juga kemudian, ketikka RS Katolik St. Vincentius a Paulo membutuhkan gedung sementara untuk Poli Kandungan, karena gedung baru St. Yosef akan dibangun, yang kelak menjadi pusat semua poli, pada tahun 2018.
Adapun sebelum dihancurkan total untuk dibangun Provinsialat yang baru, biara yang lama masih digunakan sebagai Komunitas Santa Anna untuk para suster yang sakit dan butuh perawatan intensif dan lama. Komunitas Santa Anna merupakan bagian dari Komunitas RS Katolik St. Vincentius a Paulo, yang diberkati tanggal 13 Februari 2019. Karena rumah Provinsi direncanakan untuk segera dibongkar, para suster senior dipindahkan ke Gedung Novisiat Jalan Samadi No. 13 Batu (di belakang Rumah Khalwat Syalom) pada tanggal 19 September 2020. Sebelum dibongkar, biara masih digunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi beberapa suster yang terpapar virus Covid-19. Akhirnya, pada tanggal 16 November 2021, Provinsialat di Jalan Jambi No. 20 Surabaya mulai diruntuhkan. Sebagai tindak lanjut dari salah satu resolusi hasil Kapitel Provinsi XII Tahun 2019, Tim Pim-pinan Provinsi merealisasi pembangunan Provinsialat, rumah lansia, atau infirmary SSpS Provinsi Jawa di Surabaya, yang dibangun di Biara Provinsi Jalan Jambi No. 20, pada tahun 2020. Pembangunan Biara Provinsi ini menjawab kebutuhan akan rumah suster senior yang layak dan dekat dengan rumah sakit.
Perencanaan pembangunan dilakukan oleh Tim Pembangunan yang beranggotakan para suster, dengan Ketua Sr. Augusta, SSpS. Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama dan menggali ibu bumi untuk memancang paku bumi pada tanggal 8 Desember 2021. Rumah Provinsi dan rumah suster senior dibangun menjadi satu bangunan. Tanggal 5 November 2022, bangunan ini telah rampung dibangun dan telah dilakukan pengecekan akhir oleh para suster.
Tepat di tanggal 1 Januari 2023, yaitu pada Pesta Pelindung Provinsi Maria Bunda Allah, diberkatilah Biara Provinsialat dan rumah suster senior yang baru. Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh Bapa Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. Selanjutnya, tanggal 2 Januari 2023 diselenggarakan Open House yang diperuntukkan bagi mitra misi dan anggota PARK. Tanggal 3 Januari 2023 dilaksanakan proses perpindahan para suster senior dari Syalom dan Santa Maria Batu menuju Biara Provinsi yang baru.
Ruang makan yang disiapkan di dalam gedung Biara Provinsi yang baru dibangun, yang terletak di lantai-2, ternyata tidak mampu menampung jumlah suster yang ada, di samping adanya pertimbangan teknis lainnya. Oleh karena itu, ruang makan Komunitas RSK St. Vincentius a Paulo yang dinilai lebih memadai untuk kebu-tuhan tersebut, dipakai untuk keperluan terse-but. Dengan demikian, ruang makan Komunitas RSK St. Vincentius a Paulo dijadikan ruang makan Komunitas Provinsialat, dan Ruang makan di Biara Jalan Kutai No. 41-43 menjadi ruang makan Komunitas RSK St. Vincentius a Paulo. Bangunan Biara Provinsi yang baru dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian diberi nama para suster perintis untuk mengenang mereka, sebagaimana usulan para suster, yaitu: Gedung Jezualda, Gedung Manetta dekat Paviliun Yoakim-3, dan Gedung Felicina.
Para suster perlahan-lahan mulai saling mengenal, saling melengkapi, saling memahami, dan saling bertumbuh. Jadwal harian komunitas pun ada saatnya bersama, ada pula saat para suster masuk ke kelompok-kelompok kecil. Para suster senior memiliki hari tertentu dengan acara tertentu, misalnya setiap hari pukul 11.00-12.00, para suster senior mengadakan adorasi bersama yang dipimpin oleh suster medior. Ada hari ketika suster senior olahraga bersama, sharing sesuai kelompok usia kaul, rekoleksi bersama dan rekoleksi senior pada bulan tertentu, serta pertemuan komunitas yang diikuti oleh para suster yang masih aktif saja.
Untuk pertama kali, Provinsi Jawa memiliki komunitas dengan jumlah anggota komunitas terbanyak yakni 38 suster (22 suster senior serta 16 suster medior dan suster yunior). Para suster rela memberi diri untuk menjaga suster sakit, baik yang dirawat di RKZ maupun di St. Anna, dan secara bergilir mendapat tugas masak pagi hari. Terkadang ada menu tertentu yang mengajak kami untuk segera kembali ke komunitas dan makan bersama dari tempat karya kami masing-masing. Melalui kegiatan komunitas terpupuk rasa memiliki satu dengan yang lain, rendah hati, saling menguatkan dalam panggilan, menghargai orang tua, rindu pulang ke komunitas. Kesaksian hidup setiap suster dalam komunitas sungguh memberi warna.
Komunitas Provinsialat juga terbuka untuk undangan pelayanan dari paroki-paroki, baik itu doa lingkungan, sebagai pengajar katekumen untuk Komuni Pertama dan Krisma, melayani permintaan memberi rekoleksi untuk sekolah sekolah Katolik, mendampingi PARK (senior mau-pun yunior), aktif dan peduli dengan lingkungan melalui pembuatan eco enzyme dan pemilahan sampah, juga melayani paguyuban tukang becak.
Sumber : Buku 100th SSpS Provinsi Jawa “Menari Bersama Sang Api”