Lompat ke konten

Komunitas Santo Yosef Waena Papua

Dalam proses disermen untuk melanjutkan karya pelayanan di Papua, dengan mempertim-bangkan jarak yang cukup jauh dari Sentani menuju Kalibom, dan juga tempat ini terletak di pedalaman, maka selanjutnya Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM menganjurkan agar para suster membuka komunitas kedua di Kompleks Teruna Bakti Waena.

Pada 01 Juli 2011, Tim Pimpinan di Roma mengizinkan membuka komunitas kedua yakni Komunitas Santo Yosef Waena. Para suster berkarya di Rumah Sakit Dian Harapan Waena, di Asrama IPI dan juga di STPK Santo Yohanes Rasul Waena. Para suster diterima dengan baik di Kompleks Teruna Bakti Waena, dan hingga saat ini para suster masih berkarya di sana; begitu juga di Seminari Menengah Santo Fransiskus Asisi dan Asrama STPK Waena. Saat ini para suster berkarya di STPK, di Asrama STPK, dan Seminari Menengah Santo Fransiskus Asisi Waena.

Minggu 15 April 2012, bertepatan dengan hari Minggu Kerahiman Ilahi, ketiga Suster kita yaitu Sr. Roberta, Sr. Josefrida, dan Sr. Lusia Andayani berangkat menuju tanah misi di Papua, diantar oleh Sr. Maria Wijaya selaku wakil dari Tim Pimpinan Provinsi (TPP) Bersama Sr. Deodatis. Tanggal 17 April 2012, pukul 17.00 WITA diadakan pemberkatan komunitas SSpS yang baru di Waena-Jayapura. Misa pemberkatan dipimpin oleh Bapak Uskup Jayapura Mgr. Leo Laba Lajar, OFM dan diadakan di Kompleks Taruna Bakti Distrik Heram Yabansai Waena.

Beberapa peristiwa dialami para suster di Waena, seperti: pembunuhan, kekerasan yang berujung kematian dan balas dendam, yang membuat para suster juga mengalami ketakutan dalam suasana yang mencekam bersama masya rakat setempat. Para suster mengadakan pesta famili bersama tiga komunitas yakni Komunitas Waena, Kepi, dan Workwana. Para suster juga telah menikmati masakan khas Papua yaitu BARAPEN, masakan ubi-ubian yang dimasak di atas batu dengan susunan: ubi tatas, ubi keladi, ubi pohon, kemudian di atasnya tersusun sayuran dan pohong, dan paling atas adalah daging babi/daging ayam.

Banjir yang melanda Sentani pada 16 Maret 2019 yang menelan banyak korban jiwa, meng gerakkan para suster Komunitas Waena dan para imam SVD untuk mengadakan pertemuan di Komunitas Waena. Pertemuan tersebut dilaksanakan untuk menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan, dimulai dengan pembentukan panitia bencana yang melibatkan beberapa kongregasi yang ada. Selama satu bulan penuh, para suster terlibat aktif setiap hari melayani korban bencana ini. Para suster juga menjadi anggota Ikatan Religius Jayapura dan Kerom, yang salah satu kegiatannya adalah membahas hak asasi manusia di tanah Papua dan apa yang bisa dilakukan.

Saat pandemi Covid-19, para suster bersama umat menjahit masker di Komunitas untuk dibagikan kepada ibu-ibu yang berjualan pinang, serta mereka yang bekerja di tempat pembuangan sampah. Komunitas terbuka untuk menjadi tempat pengungsian sementara seorang ibu dengan dua anak ketika keluarga mereka ada yang terkena Covid-19. Komunitas terlibat dalam menyiapkan ruangan sidang, nasi kotak untuk acara Wisuda Kampus STPK, yang selama ini menjadi lahan misi para suster. Sr. Pauline dan Sr. Ida membarui kaul mereka di Kapel STPK. Komunitas hidup sangat dekat dengan masyarakat lokal.

Sumber : Buku 100th SSpS Provinsi Jawa “Menari Bersama Sang Api”