SMK KATOLIK MATER AMBILIS SURABAYA.

Terinspirasi oleh kurangnya tenaga guru kepandaian putri, Rama H.J.G. Veel, CM, beberapa tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia, memprakarsai pendirian Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP) pada tanggal 7 Februari 1953, di Jalan Teratai 2-b Surabaya. Sekolah ini diberkati oleh Mgr. Drs. J.A.M. Klooster, CM, berdiri di bawah Yayasan Yohanes Grabriel. Dengan demikian, terbuka kesempatan bagi para perempuan untuk mengenyam pendidikan secara formal guna meningkatkan kemandiriannya sebagai perempuan.
Dari hasil pembicaraan Rama H. Veel, CM dengan President de Grail-Nona Rachel Donders, setahun kemudian, wanita-wanita Nasareth dari Yayasan Wanita Nasareth di Sukabumi datang untuk mengelola SGKP Mater Amabilis tersebut. Pada bulan Juli 1955, Direktris yang baru, Miss Miriam Meertens dan Miss Fong Ha Leen, wakilnya, dari Wanita Nasareth (Workers of Grail), mengambil alih pimpinan SGKP Mater Amabilis. Pengakuan oleh Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diperoleh di tahun 1955 itu juga, sehingga secara resmi SGKP Mater Amabilis boleh ikut ujian negara
Pengakuan tersebut juga didorong oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan khusus oleh Menteri P & K waktu itu. Rama H. Veel, CM masih terus berperan di sekolah sebagai pembina rohani. Pada tahun 1957, SGKP diubah oleh pemerintah menjadi Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Atas (SKKA), dengan jurusan program studi tetap. Sekitar tahun 1961, ada kebijakan pemerintah yang menutup sekolah kejuruan, sehingga gedung dan ruang kelas yang ada digunakan untuk SMA Katolik Mater Amabilis yang baru didirikan.
Didukung oleh para pengajar yang sangat berkompeten di bidangnya dan pengelolaan sekolah yang baik, Sekolah Kepandaian Puteri ini menjadi sangat terkenal di Kota Surabaya seba gai sekolah yang mampu melahirkan perempuan-perempuan berkarakter dan berkualitas. Popularitas atas mutu dan peran sekolah tersebut menjadi buah bibir di tengah masyarakat luas, sampai mengantar Bapak Ir. Sukarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, berkenan mengunjungi Sekolah Kepandaian Putri legendaris ini.
Untuk selanjutnya, para Workers of the Groil banyak yang pulang ke luar negeri dan komunitas mereka di Jln. Teratai 37 Surabaya mulai kosong dan ditinggalkan pada tahun 1967. Disamping itu, pihak Paroki Kristus Raja pun tidak sanggup untuk mengelolanya, maka SKKA Mater Amabilis diserahkan sepenuhnya kepada para Suster SSpS melalui Yayasan St. Yoseph. Karena Yayasan St. Yoseph belum mempunyai seorang suster yang berkompeten dalam mengelola sekolah kejuruan seperti itu, maka diundanglah Sr. Lydeweide, SSpS dari Flores untuk membantu Sr. Agustine, SSpS, menjadi penerus kepala sekolah di tahun 1968.
Demikian, sejak saat itu hingga hari ini, SMK Katolik Mater Amabilis berada di bawah penge lolaan Suster SSpS. Surat serah terima atas tanah SMKK Mater Amabilis ditanda tangani pada tanggal 12 Oktober 1970. Beberapa kali sekolah ini mengalami perubahan nama dan jurusan mengikuti kebijakan pemerintah, termasuk juga menerima siswa putra di tahun 1988. Pada awalnya, jurusan yang dibuka adalah Kesejahteraan Keluarga: Tata Busana dan Tata Boga. Tahun 2004, SKKA Mater Amabilis membuka program keahlian baru, yaitu Akomodasi Perhotelan dan Usaha Perjalanan Wisata (UPW), yang mempunyai usaha pelayanan Tours and Travel. Pada Akreditasi Sekolah di tahun 2012, keempat pro-gram keahlian tersebut telah mendapat predikat Akreditasi A. Pada tahun 2009, saat Sr. Yosefa menjabat sebagai kepala sekolah, SMKK Mater Amabilis mampu mendapatkan Sertifikasi ISO 9001: 2008 dari URS-UKAS Quality Management, berbarengan dengan upaya pembangunan gedung sekolah guna memenuhi sarana yang dibutuhkan.
Penambahan fasilitas gedung di SMK Katolik Mater Amabilis dilakukan pada tahun 2008 dengan membangun gedung kelas 2 (dua) lantai di bagian belakang, yang dikenal dengan sebutan “Kelas Gazebo”. Pembangunan diteruskan dengan membuat gedung 3 (tiga) lantai untuk keperluan penambahan kelas, ruang praktik Tata Hidang dan area parkir di lantai dasar, pada tahun 2011.
Semula, rooftop gedung berlantai tiga ini di gunakan sebagai proyek Green House Sekolah, tetapi setelah semua tanaman bertumbuh dengan subur dan besar, menjadi membebani lantai bangunan gedung di bawahnya dan menimbulkan keretakan. Oleh karenanya, dengan sangat terpaksa, pada awal tahun 2019 semua tanaman diturunkan ke lantai dasar.
Sebagai sekolah kejuruan, fasilitas praktik juga diperbarui sebagaimana tuntutan zaman. Tahun 2018, meja dapur diganti semua, yang di lanjutkan dengan pembangunan di depan sekolah, yang digunakan untuk front office, salon, ma café, golery busana, dan pos sekuriti. Renovasi kamar hotel, restoran, dan dapur baru khusus untuk praktik patiseri serentak dilaksanakan pada tahun 2020. Pembenahan fisik sekolah juga dibarengi dengan pembenahan sistem dan konsep pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuh an dunia industri serta peningkatan kerja sama yang makin kuat dan intens dengan pihak dunia usaha (program link and match).
Satu sejarah yang patut dicatat, pada tahun 2014, SMK Katolik Mater Amabilis mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setelah berhasil mendapat penghargaan Adiwiyata di Tingkat Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional. Selain pemenuhan kelengkapan administrasi, kebijakan sekolah, kurikulum, partisipasi warga sekolah, dan sarana prasarana, penghargaan tersebut di peroleh karena adanya dua program unggulan, yaitu BIO CAPS mengolah limbah tinja menjadi air bersih dan ZWWS (Zero Waste Water System) = mengolah limbah air dapur, laundry, dan kamar mandi menjadi air bersih. Demikian, SMK Katolik Mater Amabilis diakui sebagai Sekolah Adiwiyata berwawasan lingkungan.
Sumber : Buku 100th SSpS Provinsi Jawa “Menari Bersama Sang Api”