Jumat, 3 Mei 2024 dengan penuh syukur kita membuka tahun rahmat menjelang 100 tahun kehadiran SSpS di Provinsi Jawa dalam misa kudus. Misa Kudus dipersembahkan oleh Pater Goris, SVD, Provinsial SVD, Pater Ketut, SVD, Romo Kapelan RKZ dan RD Tomy, Romo Kepala Paroki Hati Kudus, Surabaya.
Pada tahun ini usia SSpS Provinsi Jawa 99 tahun. Selama satu tahun ke depan sebagai ungkapan syukur akan kasih setia Allah bagi provinsi kita, akan dilakukan berbagai kegiatan. Hari ini kita juga merayakan HUT RKZ yang ke-99. Usia rumah sakit kita, RKZ sama dengan usia Provinsi Jawa karena para Suster begitu menginjakan kaki di pulau Jawa tanggal 03 Mei, mereka langsung melayani pasien. Hal ini menjadi karya kerasulan pertama SSpS di bidang kesehatan.
Perayaan hari ulang tahun SSpS hadir di Provinsi Jawa di tahun ke-99 diawali dengan rekoleksi secara serentak oleh para Suster di seluruh komunitas pada tanggal 27-28 April 2024. Rekoleksi bertujuan untuk menyatukan hati, merenungkan dan mensyukuri keajaiban yang terjadi selama ini. Kita bersama merefleksikan kegigihan para Suster perintis dan para pendahulu yang memiliki iman teguh dan percaya pada penyelenggaraan Roh Kudus. Tantangan dalam misi melahirkan pertumbuhan yang kita rasakan sampai saat ini.
Sebelum misa syukur dimulai, panitia hari Ulang Tahun SSpS Provinsi Jawa yang diketuai oleh Sr. Maria Antonia dengan Sr. Yohana beserta tim acara menyuguhkan tablo. Tablo dibawakan oleh para peserta didik, mitra misi dan beberapa anak dari mitra misi. Tablo berdurasi 40 menit ini menceritakan secara singkat perjalanan 99 tahun SSpS Provinsi Jawa. Dikisahkan pula saat para suster dipenjara dan karya-karya pelayanan diduduki oleh penjajah. Para suster tidak kehilangan semangat misi, mereka masih kembali dengan semangat dan cinta yang lebih besar.
Perayaan syukur ini dihadiri Sr. Miriam Altenhofen, Ibu Agung SSpS, Sr. Regina Gorge, Bendahara Kongregasi, Sr. Maria Jerly Renacia, Prokur Kongregasi dan beberapa Suster dari berbagai dunia peserta Pertemuan Bendahara Internasional di Batu, beberapa mitra misi undangan serta para suster perwakilan dari beberapa komunitas SSpS.
Dalam kata sambutannya Sr. Ignata mengajak para suster dengan rahmat Allah untuk menghidupi nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi perintis kita, para Suster perintis menjalankan misi ini dengan berakar pada Allah sendiri, menyatu dengan Allah sehingga pelayanannya berbuah limpah. Para suster perintis tidak bekerja untuk mencari kekuasaan, tidak untuk kehormatan, tidak untuk kepentingan diri sendiri, melainkan berkarya karena belas kasih, dan Cinta kepada Allah dan sesama.
Situasi dunia kita saat ini sangat membutuhkan karya belas kasih, di tengah situasi peperangan, dampak dari bencana alam, kemiskinan, situasi politik yang meresahkan masyarakat, perdagangan manusia, dan masih banyak lagi situasi yang membutuhkan kehadiran kita, kehadiran SSpS yang membawa harapan dan membawa kehidupan.
Kongregasi dalam kapitel umum ke 15 mengajak kita untuk memperkuat semangat kita dalam misi Tuhan. Digerakan oleh Roh pemberi Kehidupan, kita berusaha melintasi beraneka ragam perbatasan untuk bertemu orang yang tidak diperhitungkan atau dikucilkan dari dunia. Ini sejalan dengan tema perayaan 100 tahun Menari bersama Sang Api Menembus Gelora Zaman. Sang Api itu adalah Roh Kudus, Roh pemberi kehidupan. Kita menari melakukan misi Allah menembus batas-batas sesuai karya kerasulan yang dipercayakan kepada kita oleh Provinsi dan Kongregasi. Demikian Sr. Ignata, Provinsial SSpS menekankan dalam sambutannya.
Sr. Miriam Altenhofen juga berkenan menyampaikan kata sambutan. Beliau menghadirkan kembali situasi bagaimana para Suster perintis mengawali pelayanan misi dalam segala keterbatasan, termasuk dana. Namun karena berbekal keyakinan akan penyelenggaraan Roh mereka dipercaya oleh panitia pendirian rumah sakit. Tanggal 18 Juli 1933, berdirilah Yayasan Arnoldus yang dikelola oleh para Suster dan mempunyai misi mendirikan RKZ di Reiniers Boulevard 136 (sekarang Jl. Diponegoro 51, Surabaya). Kita bersyukur bahwa saat ini kita menjadi bagian dalam meneruskan misi Allah ini, yang telah dirintis oleh para pendahulu.
Usai perayaan misa dilanjutkan dengan upacara penanaman dua pohon mangga di kebun dekat pendopo provinsialat. Pohon mangga ini sebagai wujud doa dan harapan: Provinsi Maria Bunda Allah dalam karya pelayanannya berbuah limpah dan manis seperti pohon mangga.
Acara kebersamaan sebagai keluarga diadakan di pendopo Maneta yang ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Sr. Miriam dan diberikan kepada Sr. Ignata dengan cara menyuapkannya.
Tulisan disadur dari sambutan Sr. Ignata, SSpS, Provinsial. Ditulis ulang oleh Sr. Sisilia Andri, SSpS