RAWATLAH DIA
Tema peringatan Hari Orang Sakit Sedunia (HOS) ke-31 tahun 2023 ini adalah “Rawatlah Dia” Belas Kasih Sebagai Reksa Penyembuhan Sinodal. Tema Rawatlah Dia diambil dari Injil Lukas 10:35.
HOS diperingati Gereja Katolik setiap tahun pada tanggal 11 Februari. Peringatan HOS digagas oleh Paus Yohanes Paulus II dan dirayakan untuk pertama kalinya tanggal 11 Februari 1993. HOS hendaknya mengingatkan tiga hal yang menjadi dasar dari peringatan ini. Pertama, mengingatkan semua orang beriman untuk mempersembahkan doa dan memberi perhatian secara khusus kepada mereka yang sedang sakit. Kedua, mengundang semua orang beriman untuk merefleksikan secara lebih mendalam tentang sakit dan penderitaan manusia. Ketiga, penghargaan bagi semua orang yang berkarya dibidang kesehatan.
RS Katolik Budi Rahayu Blitar sebagai instansi penyelenggara kesehatan, juga ikut berpartisipasi dalam peringatan Hari Orang Sakit Sedunia. Peringatan HOS dirayakan dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. Thomas Aquino Joko Nugroho, Romo Paroki Gereja St. Yusuf Blitar dan didampingi oleh RD. Yuventius Fusi Nusantoro, Vikep Wilayah Blitar. Perayaan Ekaristi yang diselenggarakan pada 11 Februari 2023 pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh mitra misi, para suster Komunitas St. Elisabeth dan Komunitas Roh Kudus, serta diikuti oleh para pasien dari ruang rawat inap. Selain menerima komuni kudus, dalam perayaan ekaristi ini para pasien juga menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit yang diberikan oleh RD Yuventius Fusi.
Dalam homilinya, RD Joko Nugroho mengingatkan bahwa setiap orang diajak untuk menurut gaya Allah dalam melayani mereka yang sedang sakit yaitu kedekatan, berbelas kasih, dan kelembutan. Paus Fransiskus meminta tiap orang untuk sungguh-sungguh refleksi apakah sungguh-sungguh mengungkapkan perhatian dan kepedulian, serta menjadi teman seperjalanan bagi orang-orang sakit dan juga bagi kaum lemah, miskin, tertindas, dan difabel. Romo berharap dengan Hari Orang Sakit Se-Dunia ini, semua sungguh-sungguh seperti Yesus, selalu tergerak oleh belas kasih sehingga tidak ada satu orangpun mengalami kebinasaan dan penderitaan karena mengalami sakit dalam kesendirian.
Selain perayaan Ekaristi Kudus, para perawat di ruangan-ruangan rawat inap juga mengunjungi semua pasien yang dirawat dengan memberikan rangkaian bunga. Rangkaian bunga ini dibuat sendiri oleh para perawat sebagai tanda kasih dan kepedulian mereka kepada para pasien, serta ucapan agar mereka yang sakit cepat sembuh. Para pasien rawat inap serta keluarga yang menjaga mereka, menanggapi dengan positif. Mereka menerima dengan senyum sukacita dan memberikan ucapan terima kasih untuk perhatian yang diberikan kepada mereka. Para perawat memberikan bunga sambil menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka peringatan HOS.
Semua orang tentu pernah merasakan sakit. Melalui pengalaman sakit, setiap pribadi belajar untuk menari menurut gaya Allah, yakni belask kasih, kelembutan, dan kepedulian. Namun tidak semua orang dapat melihat pengalaman sakit seperti itu. Sebagian orang justru merasakan kelemahan, kerapuhan, dan kesedihan. Untuk itu, sebagai orang beriman, hendaknya setiap orang mampu menjadi teman seperjalanan bagi mereka yang sakit. Kehadiran sesama hendaknya mampu memotivasi mereka yang sakit sehingga tidak merasa ditinggalkan. (Sr. Chatarina, SSpS)
Foto : Doc. RS Katolik Budi Rahayu Blitar